Just another WordPress.com weblog

Archive for June, 2009

PENGEMBANGAN POTENSI PJJ DI KOTA JAKARTA SELATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN AKSES PERGURUAN TINGGI (BAB III)

Bab III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kampus Srengseng Institut Sains dan teknologi (ISTN) Jakarta sebagai penyelenggara PJJ di kota Jakarta Selatan. Survai dilakukan selama 3 bulan yaitu Januari, Februari dan Maret 2009.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi. Dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberkan atau dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi yang ada dalam suatu situasi.

C. Sumber data

Sumber data penelitian ini berasal dari hasil survai dan kuesioner yang diisi oleh mahasiswa D3TKJ ISTN Jakarta. data yang terkumpul berasal dari rektorat ISTN Jakarta dan mahasiswa D3TKJ sebagai responden sejumlah 62 mahasiswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner/Angket

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan indikator-indikator dari varibel penelitian yang harus direspon oleh responden. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah data pelengkap D3TKJ yang diisi oleh mahasiswa D3TKJ ISTN Jakarta.

2. Wawancara

Wawancara dapat dilakukan secara :

  • Terbuka (open-ended), peneliti bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa dan opini mereka mengenai peristiwa yang ada
  • Terfokus (responden diwawancarai dalam waktu yang pendek
  • Terstruktur (menggunakan pertanyaan yang terstruktur)

Pada hal ini peneliti menggunakan metode wawancara terbuka.

3. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan fakta-fakta empiris yang tampak (kasat mata).

4. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto, atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

PENGEMBANGAN POTENSI PJJ DI KOTA JAKARTA SELATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN AKSES PERGURUAN TINGGI (BAB II)

BAB II

TEORI PENUNJANG

A. Jakarta Selatan

Jakarta Selatan adalah nama sebuah kota administrasi di sebelah selatan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Jakarta Selatan adalah salah satu dari lima kota administrasi dan satu kabupaten administrasi DKI. Di sebelah utara Jakarta Selatan berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Pusat di sebelah timur dengan Jakarta Timur, di sebelah selatan dengan Kota Depok, dan sebelah barat dengan Kota Tangerang.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Administrasi_Jakarta_Selatan)

Secara administratif, wilayah ini terbagi menjadi 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan dengan luas keseluruhan mencapai, 145,73 Km2. Bagian dari wilayah Jakarta Selatan ini pada masa awal kemerdekaan direncanakan sebagai Kota Satelit (Kebayoran Baru), konsep dengan alusi oriental yang ditandai dengan empat jalan utama yang menyebar dari satu pusat persis ke empat penjuru dan mengintegrasikan rumah-rumah besar dengan rumah-rumah kecil di dalam setiap blok di mana yang besar di luar, di tepi jalan besar, yang lebih kecil di dalam, mengelilingi taman lingkungan itu kini mulai penuh sesak. Selain itu, bagian wilayah ini juga menjadi penyangga air tanah ibukota yang nasibnya kini mengenaskan karena banyaknya bangunan dan mulai menyurutnya ruang-ruang terbuka hijau. Selain itu, kawasan selatan ini juga mulai tumbuh sebagai pusat perbelanjaan.

Dalam pengembangan industri, Kotamadya Jakarta Selatan mengembangkan industri kecil yang tidak berpolusi dan berwawasan lingkungan hidup. Selain itu juga terdapat sentra-sentra industri yang terdiri dari berbagai macam komoditi seperti sandang, pangan, kerajinan, sepatu/ sandal, serta juga berbagai macam kue basah dan kue kering. Prosentase luas kawasan industri selektif dan pergudangan ditargetkan sebesar 0,01% dari luas Kota Jakarta.

Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan mempunyai obyek wisata yang cukup terkenal yaitu Taman Margasatwa Ragunan yang ramai dikunjungi pada saat musim liburan. Selain Kebun Binatang Ragunan, ada juga Situ Babakan yang sampai saat ini baru berfungsi sebagai badan air irigasi, pemancingan, tempat berenang dan tempat berperahu. Pada waktu mendatang Situ Babakan direncanakan akan dikembangkan dan dikelola sebagai obyek wisata. (http://www.jakarta.go.id/pemerintahan/kotamadya/jaksel/)

Pemda Kotamadya Jakarta Selatan sangat serius terhadap upaya peningkatan pendidikan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Hal ini terbukti dengan keberhasilan Pemda Jakarta Selatan dalam upaya menurunkan tingkat prosentase warganya yang tidak/belum tamat SD dari 35,81% menjadi 13,03% pada tahun 1998.

Sementara itu tingkat persentase penduduk yang berpendidikan akademi/universitas berhasil ditingkatkan dari 11,66% menjadi 13,3% pada tahun 1998. Di samping peningkatan tersebut, Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan juga terus berupaya untuk memberikan beasiswa dan bantuan pendidikan bagi anak berprestasi dari berbagai jenis dan tingkat pendidikan.

Semenjak terjadi krisis moneter sebanyak 8726 siswa mulai dari tingkat SD hingga SMU di Jakarta tidak dapat melanjutkan pendidikan. Upaya yang ditempuh oleh Pemda Jakarta Selatan khususnya bagi siswa SLTP adalah mengupayakan mereka agar dapat masuk SLTP terbuka. Di Kotamadya Jakarta Selatan sendiri terdapat sekitar 4976 murid SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTS), SMU dan Madrasah Aliyah dari keluarga miskin dan orang tua yang terkena PHK akan memperoleh bantuan sekitar Rp. 1 Milyaryang berasal dari Bank Dunia.

Di samping itu melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) bidang pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk Dana Bantuan Operasional (DBO) untuk sekolah dan beasiswa bagi pelajar SD, SLTP dan SMU dinilai sebagai program JPS terbaik dibanding JPS lainnya. Selain itu, ada juga program Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA) di Jakarta Selatan yang telah lama berjalan rutin memberi bantuan pendidikan untuk siswa SD dan SMP.

Pemerintah Kotamadya Jakarta Selatan tidak saja concern terhadap dunia pendidikan tetapi juga bidang kebudayaan. Khusus untuk bidang ini Pemda Jakarta Selatan menyediakanfasilitas beupa pembinaan dan pengembangan, pusat perfilman, laboratoriumfilm dan berbagai tempat pagelaran. Diantara sekian banyak yang diperhatikan salah satunya adalah pembangunan Perkampungan Budaya Betawi dan tradisi pemilihan Abang dan none (Abnon) Jakarta Selatan.

(http://selatan.jakarta.go.id/webjakselfinal/content/view/27/48/)

B. ISTN Jakarta

Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) didirikan pada tanggal 5 Desember 1950, saat ini menjadi salah satu Peguruan Tinggi Swasta bidang teknik yang sudah cukup lama di Indonesia. ISTN didirikan oleh Prof.Ir.Roosseno, salah seorang ahli beton Indonesia, dengan tujuan pada waktu mendirikannya adalah meng-upgrade kemampuan para ahli Teknik menengah Indonesia untuk mengambil alih dan mengganti para Insinyur Belanda yang pulang ke negaranya pasca kemerdekaan Indonesia.

Pada awal berdirinya, ISTN bernama Akademi Teknik Nasional (ATN) menyelenggarakan pendidikan Sarjana Muda bidang Teknik Sipil, Teknik Mesin dan Teknik Elektro, dan kepada mereka yang berhasil lulus, maka memperoleh gelar Bachelor of Engineering (BE). Dalam menyelenggarakan proses pendidikan di ATN pada saat itu disupport oleh banyak Insinyiur yang berpengalaman pada bidangnya dari berbagai instansi, ada yang turut menjadi tenaga pengajar dan ada yang turut dalam pengelolaan dalam mengembangkan institusi.

Pada saat itu ATN beralamat di Jln. Cikini Raya 74 –76, Jakarta Pusat, berkembang menjadi Perguruan Tinggi Teknik yang cukup ternama, karena mempunyai kualitas pendidikan yang tinggi, dan juga memberikan kesempatan kepada para pegawai atau karyawan untuk melanjutkan studinya pada sore dan malam hari tanpa meninggalkan status karyawannya. Pada saat ini banyak lulusannya yang telah berhasil dan mempunyai posisi yang baik, baik pada instansi pemerintah maupun swasta.

Untuk memenuhi permintaan masyarakat akan kebutuhan Sarjana Teknik, dan semakin meningkatnya kualitas pendidikan di ATN, maka pada tanggal 1 September 1965, ATN mengembangkan jenjang penyelenggaraan pendidikannya dengan tingkat Sarjana sehingga selain menyelenggarakan tingkat Sarjana Muda, juga menyelenggarakan tingkat Sarjana. Oleh karena itu, ATN berubah nama menjadi Akademi Teknik Nasional/Sekolah Tinggi Teknik Nasional, yang disingkat ATN/STTN.

Perubahan ini pada saat itu berlangsung dengan mudah, mengingat dalam prakteknya kurikulum dan jumlah kredit yang harus diselesaikan pada tingkat Sarjana Muda adalah 4 (empat) tahun, dan kurikulum pada tingkat Sarjana adalah 6 (tahun) . Dalam perjalanannya ATN/STTN selalu meningkatkan kualitas pelayanannya , dan berdasarkan hasil evaluasi dari pemerintah, maka pada tanggal 29 Januari 1980, sesuai surat keputusan Mendikbud Nomor 013/O/1980, ATN/STTN berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN), dengan Tingkat Sarjana Muda memperoleh status “disamakan” dan tingkat sarjana dengan status “diakui”. Selanjutnya jumlah mahasiswa yang mendaftar tiap tahunnya terus bertambah, sehingga jumlah mahasiswa pada saat itu mencapai lebih dari 5000 orang. Dengan jumlah ini kampus di jln. Cikini Raya terasa semakin sempit, sehingga pada tahun 1983 secara bertahap aktivitas perkuliahan pindah ke kampus baru, yang beralamat di Jl. Moh. Kahfi II, Srengseng sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan , dengan luas lahan 12 Ha, yang sebagian dari lahan tersebut dibangun gedung untuk ruang kuliah, ruang administrasi, ruang perpustakaan, ruang pimpinan, ruang laboratorium, ruang pimpinan, aula, fasilitas lain.

Seiring dengan perkembangan STTN dan berpindahnya ke kampus Srengseng, bertambahnya peminat masuk ke STTN, maka dilakukan penambahan beberapa jurusan dan pengembangan Fakultas. Setelah melalui evaluasi diri maupun evaluasi aktif oleh pemerintah, maka pada tahun 1985 STTN mengalami perubahan kelembagaan menjadi Institut Sains dan Teknologi Nasional disingkat ISTN, yang tertuang dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0331/O/1985 dan nomor 0333/O/1985 tanggal 27 Juli 1985. Perubahan bentuk kelembagaan ini diikuti dengan penambahan beberapa jurusan baru, dan saat ini ISTN mempunyai 3 Fakultas (S1), Program D3 dan Program Magister, yaitu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan dengan Jurusan Teknik Sipil dan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknologi Industri dengan Jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Industri, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Jurusan Matematika, Jurusan Fisika, dan Jurusan Farmasi. Adapun untuk program Diploma 3 (D3) terdiri dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Telekomunikasi, Teknik Elektronika, dan Teknik Listrik. Sedangkan untuk program Magister terdiri dari Jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Industri.

Sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang menyelenggarakan pendidikan Sains dan Teknologi yang sudah cukup berpengalaman di Jakarta, ISTN mempunyai Visi “Mewujudkan suatu Institusi Pendidikan Sains dan Teknologi yang handal di era global”. Dalam mengimplementasikan Visi ini, maka Misi yang diemban yaitu “Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia bidang Sains dan Teknologi melalui penyelenggaraan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat, dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.”

Dengan Visi dan Misi tersebut diatas, maka tujuan pendidikan di Institut Sains dan Teknologi Nasional adalah :

  1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik, berdaya saing tinggi,mempunyai jiwa entrepreuner, manajerial, dan profesional serta mampu menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta kelestarian lingkungan hidup.
  2. Mengembangkan, menyebarluaskan dan memperdalam ilmu pengetahuan, teknologi, manajemen, dan seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional, serta kelestarian lingkungan hidup.
  3. Menghasilkan temuan baru dalam bidang Sains dan Teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan dan kelestarian lingkungan hidup .
  4. Menghasilkan ilmuan yang yang berakhlak mulia, mampu mengembangkan ilmu dan temuan iptek baru serta tanggap terhadap kepentingan dan kebutuhan masyarakat.

Dalam menjalankan misinya ISTN mempunyai tanggung jawab untuk senantiasa meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan, kualitas sumber daya manusia dan pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian, karena keterbatasan yang dimiliki, maka upaya untuk mewujudkannya tidak dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Salah satu keterbatasan yang ada adalah bahwa saat ini biaya operasional pendidikan sepenuhnya berasal dari ‘ Tuition fee ‘ mahasiswa. Di pihak lain kemampuan orang tua mahasiswa dalam membiayai kuliah putra putrinya juga banyak yang terkendala secara ekonomi. Untuk itu, Institut senantiasa berupaya mencari sumber-sumber lain yang diharapkan dapat membantu meringankan beban dalam merealisasi program-program institut. (http://www.istn.ac.id/viewpage.php?page_id=7)

C. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi.( http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)

D. Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)

Pendidikan jarak Jauh adalah sekumpulan metode pengajaran di mana aktivitas dosenan dilaksanakan secara terpisah dari aktivitas belajar. Pemisahan kedua kegiatan tersebut dapat berupa jarak fisik, misalnya karena peseta ajar bertempat tingal jauh dari lokasi institusi pendidikan. Pemisahan dapat pula jarak non-fisik yaitu berupa keadaan yang memaksa seseorang yang tempatnya dekat dari lokasi institusi pendidikan namun tidak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran di institusi tersebut. Keterpisahan kegiatan dosenan dari kegiatan belajar adalah ciri khas dari pendidikan jarak jauh. Selain itu pendidikan jarak jauh juga menggunakan bermacam metode pembelajaran yang dikomunikasikan melalui media. (Depdiknas:2006,5) / Depdiknas. 2006. Pengantar Pendidikan jarak Jauh. Jakarta:Depdiknas

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh, yang dimaksud dengan pendidikan jarak jauh adalah program pendidikan tinggi dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi.

Tujuan penyelenggaraan program pendidikan tinggi jarak jauh adalah terwujudnya tujuan pendidikan tinggi sebagaimana tercantum dala Pasal 2 Peraturan PemerintahNomor 60 Tahun 1999 tentang pendidikan tinggi, serta terciptanya kesempatan mengikuti pendidikan tinggi. Penyelenggaraan program PJJ dilaksanakan dengan mengutamakan hal berikut :

  1. Penggunaan berbagai media komunikasi yang berbentuk media komunikasi tercetak dikombinasikan dengan media lain
  2. Penggunaan metode pembelajaran interaktif yang didasarkan pada konsep belajar mandiri dengan dukungan bantuan belajar dan fasilitasi pembelajaran

(Muslikh, SH :2001,1-4)

E. Penelitian

Penelitian adalah sebuah kegiatan mengaji secara teliti dan teratur dalam suatu bidang tertentu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang dimaksud ialah metode. Jadi, meneliti dilakukan untuk memperkaya dan meningkatkan kepahaman tentang sesuatu.

Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas metode ialah suatu sistem berbuat. Karena sistem maka metode merupakan seperagkat unsur-unsur yang membentuk suatu kesatuan. (Notohadiprawiro:2006,1) / notohadiprawiro, tejoyuwono. 2006. Metode penelitian dan karya tulis ilmiah. Yogyakarta: UGM.

F. Penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif adalah dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian ini diarahkan untuk menetapkan sifat suatu situasi. Dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberkan atau dikendalikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi yang ada dalam suatu situasi.

Ada beberapa jenis penelitian yang dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif. Penelitian itu adalah:

  1. Studi kasus
  2. Suvai
  3. Studi perkembangan
  4. Studi tindak-lanjut
  5. Analisis dokumenter
  6. Analisis kecenderungan
  7. Studi korelasi

(Furchan:2000,415) / Furchan, Drs. Arief. 200. Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

G. SEAMEO SEAMOLEC

SEAMEO SEAMOLEC adalah sebuah institusi yang bernaung dibawah Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) atau Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan se Asia Tenggara yang bertanggung jawab untuk mengembangkan Pendidikan Terbuka dan Pendidikan Jarak Jauh di Asia Tenggara. SEAMOLEC berpusat di Indonesia dan bekerjsama dengan Departemen Pendidikan Nasional, khususnya institusi yang menyelenggarakan PJJ maupun institusi pendukung program. (http://mitra500.wordpress.com/about/)

Program utama SEAMEO SEAMOLEC adalah :

  1. Penelitian dan pengembangan
  2. Pelatihan
  3. Layanan konsultasi
  4. Informasi

Yang kesemua program tersebut bebasis pada PJJ nasional maupun internasional. (SEAMOLEC: 2009, 2) / SEAMOLEC. 2009. Pengenalan Program SEAMOLEC. Jakarta:SEAMOLEC

H. JENI

JENI – Java Education Network Indonesia merupakan sebuah program pendidikan yang di prakarsai oleh Departemen Pendidikan Nasional dengan tujuan untuk menyediakan layanan integratif bagi mahasiswa di Indonesia untuk mempelajari, berbagi dan mengembangkan solusi berbasis JAVA. (Thamura:2004-2007,1-20)